Selasa, 09 November 2010

Orang Kristen Harus Senantiasa Kuat Dalam Segala Sesuatu (2 Timotius 2:1-7)

2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
2:5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
2:6 Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

Judul Perikop ini adalah “Orang Kristen Harus Senantiasa Kuat Dalam Segala Sesuatu”
Dan kita bagi atas 3 bagian yaitu :
1.      Seseorang dapat dikatakan kuat; jika orang tersebut menjalankan misi dan visinya dengan benar (tidak melawan hokum) dan memiliki personil (team/mitra/kesatuan) yang dapat dipercaya serta memiliki sekutu yang dapat diandalkannya setiap saat (ay.1-2)
2.      Seseorang dikatakan kuat; apabila seseorang itu tidak terkalahkan oleh pencobaan dan senantiasa mengedepankan kepentingan misinya dari pada kepentingan pribadinya serta bertindak sesuai dengan peraturan permainan yang telah ditetapkan, agar sekutu yang diandalkan tetap mendukungnya (ay. 3-5)
3.      Seseorang dikatakan kuat, apabila seseorang berhasil mencapai tujuan/misi yang diembannya (ay.6)

Keterangan:
1.Tidak melawan hukum , sesuai dengan Iman, pengharapan dan kasih (baca 1Kor.13:13, 1 Yoh 3:3, 1 Yoh 5:2-3)
  • 1Kor 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
  • 1 Yoh 3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
  • 1 Yoh 5:2Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.
  • 1 Yoh 5:3Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

 2.Team/Mitra, termasuk Keluarga (Suami, Istri, anak, orang tua) teman baik (lihat 1 Pet. 3:8, Ibrani 10:25
  • 1 Pet 3:8  Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,
  •  Ibrani 10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
3.Tidak terkalahkan oleh pencobaan, Sabar, dan tabah menderita (baca, 2 Tim 3:12)

  •       2 Tim 3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

4.Mengedepankan kepentingan Misi Tidak Egois (Fil. 2:4; 1 Kor. 10:24)
  • Ø  Filipi 2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
  • Ø  1 Kor 10:24 Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.

5.Sekutu/Komandan yang menjadi andalan Allah yang memberi pengertian dan kekuatan (ay.7)
lihat Yer 17:7-8; Mzm 1:2-30

  • Ø  Yer17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
  •      Yer.17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
  •       Mazm 1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
  •       Maz.1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

 6. Berhasil mencapi tujuan Mahkota kehidupan di Surga (Lihat Mat, 24:13, Why 2:10 b)
  • Matius 24:13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
  •  Wahyu 2: 10 b. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. 


Segala yang di sebuatkan di atas, memiliki kekuatan, team yang dipercaya, kesabaran dan keberhasilan hanya dapat diperoleh jika Allah memberikan kepada kita
Untuk itu marilah kita memohon agar Tuhan mengaruniakan kepada kita masing-masing kekuatan dan pengertian dalam segala sesuatu agar misi pemberitaan kebenaran akan firman Tuhan mencapai kesuksesan yang gemilang serta menjadi berkat yang berkelimpahan dalam keluarg akita masing-masing.

Senin, 11 Oktober 2010

Beritakanlah Firman Tuhan Setiap Saat

Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.( 2 TIMOTIUS 4, 1-2) 

2 Timotius termasuk dalam surat pastoral Rasul Paulus kepada Timotius agar Timoteus tetap semangat dan tetap bertahan dalam mengemban tugas yang sangat berat. Surat ini ditulis Paulus dari penjara di Roma pada masa tahanannya yang kedua (tahun 65). Paulus merasa kematiannya sudah dekat selama berada di penjara (2 Tim. 4 : 6). Pada saat firasat kematian itu timbul Paulus memberikan nasehat dan penguatan kepada Timotius. Paulus mengetahui keadaan buruk yang menimpa Timotius dan jemaatnya yang mengalamai ketidaknyamanan atas penganiayaan yang dialaminya (2 Tim. 3 : 12). 

Ayat 1 : Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya
Merupakan ciri khas teologis yang menggambarkan Yesus sebagai hakim orang yang hidup dan yang mati yang akan memberi gajaran terhadap kesetiaan dan menghukum kejahatan dan kesalahan. Pesan ini sangat penting sekali untuk menunjukkan bahwa tugas-tugas yang dilakukan Paulus bukan untuk mencari popularitas pribadi tetapi semata-mata demi pelayanan Kristus. Pernyataan ini disampaikan Paulus untuk mengingatkan Timotius bahwa pada akhir Zaman dia harus mempertanggungjawabkan penuaian tugasnya di hadapan hakim yang akan datang. Pada penghakiman itu dunia ini akan dihakimi, sehingga sangat penting untuk memberitakan Injil kepada banyak orang supaya bertobat. Dengan demikian tugas ini menjadi sangat penting sekali karena pemberitaan Injil akan membawa orang pada keselamatan pada masa penghakiman. 

Ayat 2 : Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. 
Dalam tugas pelayanannya Timotius mengalami hambatan dan penganiayaan yang berat (2 Tim. 3:11-14). Itu sebabnya Paulus menasihatkan Timotius untuk tetap kuat dan pantang menyerah dalam pemberitaannya. Pesan ini hendak mengarahkan Timotius untuk tetap setia dalam pemberitannya baik atau tidak baik waktunya. Para pengajar sesat mulai gencar menyampaikan ajarannya sehingga Timotius harus mampu menyatakan yang salah terhadap ajaran-ajaran sesat yang merusak Injil. Dengan demikian kemurnian berita Injil tetap dapat dipertahankan. Dalam hal ini Paulus tidak menantang Timotius untuk melawan ajaran sesat tersebut dengan kekerasan tetapi dengan kesabaran. Tetapi kesabaran itu jangan sampai membuatnya kompromi terhadap orang-orang yang berdosa, idealnya harus diikuti dengan pengajaran sehingga orang-orang berdosa tersebut dapat mengimani berita Injil. Pengajaran yang disampaikan jangan sampai membuat Timoteus jatuh pada sikap sombong, arogan dan kekerasan tetapi dengan sikap sabar dan kasih sehingga orang-orang merasa nyaman dalam menerima berita Injil. 

Minggu, 10 Oktober 2010

Arahkan dirimu apa yang ada di hadapanku (Ibr 12:2-3)

Rasul Paulus menasehatkan kita mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapan kita/di depan kita, mengapa, untuk apa alasannya : 
Mengarahkan pada apa yang ada di hadapan kita, berarti mengarahkan mata kepada Yesus, sebab Yesus adalah yang memimpin kita dalam iman menuju kepada kesempurnaan. Dan Yesus sebagai Pemimpin bukanlah sembarang Pemimpin tapi Yesus. Pemimpin yang rela menanggung segala kelemahan kita, bahkan nyawaNya diberikan sebagai jaminan, jalan keselamatan. Karena itu apalagi yang perlu kita takutkan, khawatirkan dalam menjalani hidup ini, Yesus mampu mengatasi, maka bagi kitapun diberi kemampuan untuk mengatasi, asalkan kita mengarahkan bahkan memusatkan pandangan hanya kepada Yesus yang ada di depan kita, dan ini juga menunjuk pada penampilan Yesus sebagai gembala. 

Jumat, 08 Oktober 2010

Latihlah dirimu beribadah


Dalam suratnya kepada Timoteus, Rasul Paulus menulis : “Latihlah dirimu beribadah” (1 Tim. 4:7b). Lebih lanjut Rasul Paulus berkata, “…….ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini, maupun untuk hidup yang akan datang”.

Apakah ibadah itu ?. Alkitab tidak memiliki kata tersendiri untuk ibadah. Tapi kita dapat menemukan banyak kosa kata tentang ibadah dalam Alkitab. Diantaranya adalah kata Junani Latreuo atau Latreuein (Rom. 12 : 1 ; Fil. 3 : 3). Kata Latreuo atau Latreuein dapat berarti : dapat bekerja untuk …..; menundukkan diri ; melayani ; mengabdikan seluruh hidup kepada Allah ; pelayanan kepada Allah atau ibadah kepada Allah. 

Jadi ibadah adalah, menyembah Allah atau mengabdi kepada Allah. Dan dalam rangka mempersembahkan ibadah kepada Allah, para hambaNya harus menundukkan diri untuk mengungkapkan rasa takut penuh hormat, kekaguman dan ketakjuban penuh puja kepada Tuhan (Kej. 24 : 26 …berlutut dan sujud menyembah Tuhan). Hal itu dapat dilakukan secara pribadi, tapi juga melalui ibadah umat (bersama) dengan liturgi atau upacara tertentu. 

Pada mulanya ibadah gereja dilakukan di rumah-rumah orang percaya. Hal ini terus berlanjut hingga orang-orang Kristen memiliki rumah ibadahnya sendiri. Hal yang amat penting dalam kepercayaan Kristen tentang ibadah adalah, Kehadiran Allah (Mat. 18:10 ; 1 Kor. 14:25).

Menjadi Teladan dalam Karakter (1Timoteus3:1-7)



Gereja mula-mula mengetahui beratnya hidup seorang pemimpin jemaat. Dia dituntut untuk waspada dan menjaga diri dari kehidupan duniawi. Pemimpin jemaat tinggal di dunia, tapi diharapkan berbeda dengan dunia. Tidak peminum, pemarah, dan bukan hamba uang. Karena pekerjaan pemimpin jemaat tidak aktual ketika khotbah itu tidak dilakukan dalam kehidupan keseharian, maka pemimpin harus bijaksana, ramah, pendamai dan suka berbelas kasih.
Persoalan yang sering muncul adalah pembelaan diri bahwa pendeta juga manusia, pendeta juga punya perut, punya anak dan punya ambisi. Semua itu benar, tetapi  janganlah membenarkan tindakan suap dan korupsi, tetapi bijaksanalah seperti Rasul Paulus yang membuka usaha tukang dan dagang, sehingga tidak menjadi beban bagi jemaat, dan membuat dia menjadi kuat dalam menasihati. Bagaimana mungkin jemaat percaya pada Tuhan yang kaya sesuai dengan khotbah para pendetanya, jika pendeta itu dari pintu ke pintu jemaat mengeluh tentang kemiskinan dan kebutuhannya? Bagaimana mungkin jemaat menghormati perkawinannya, jika pemimpinnya berpoligami/poliandri? Bagaimana mungkin jemaat melihat Yesus yang lemah lembut, kalau pemimpin hanya untuk mempersoalkan hal kecil bisa marah dan memaki?

Karakter seorang pemimpin ditentukan oleh hidup dan pergaulannya dengan Allah. Bila pemimpin itu hidup seturut dengan kemauan Allah, maka akan nampak dalam sikap hidupnya, tetapi orang yang hidup dengan pikiran-pikirannya akan menuntut orang berkarakter, tetapi sang pemimpin tidak menunjukkan karakter pemimpin di dalam Tuhan Yesus.

Musa adalah pemimpin yang mau menerima petunjuk dan petuah dari mertuanya Yitro. Dia sadar keterbatasannya sebagai manusia, maka untuk tidak jatuh ke berbagai pencobaan, dia masuki ketidakterbatasan Allah dengan memandang semua umatNya sebagai ciptaan Tuhan, sehingga mau berbagi tugas, karena Tuhan memberi talenta kepada semua orang. Penyatuan semua talenta dari umat akan mencapai kesempurnaan pelayanan, karena Kristus Raja Gereja memberi Roh kebijaksanaan dan pengendalian diri.

Jangan seorangpun mengganggap engkau rendah karena engkau muda


“Jangan seorangpun mengganggap engkau rendah karena engkau muda, tetapi  jadilah teladan bagi orang lain melalui perkataan, tingkah laku, melalui kasih dan kesetiaan serta dalam kesucian kita” (1Tim 4:12a)
Seorang pelayan gereja diangkat dan ditetapkan untuk melakukan tugas di tengah gereja sebagai  panggilan surgawi, karena tugas ini bukan dipertanggung-jawabkan kepada manusia, bukan ditentukan manusia, tetapi dipertanggujawabkan kepada Allah dan melakukan pekerjaan sesuai panggilan kepada mereka. Seoranga pelayan gereja mempunyai tugas ganda, yaitu menjadi pemimpin dan pelayan jemaat. Tuhan mempercayakan kepada pemimpin jemaat untuk melayani jemaat itu, sehingga tidak ada yang tersesat. Oleh karena itu seorang pemimpin jemaat harus menjadi teladan di tengah kehidupan manusia. Tuhan memberkati para hambaNya, sehingga tidak satupun jemaat yang hilang dalam tanggungjawab yang diberikan Tuhan pada semua hambaNya.

Kamis, 07 Oktober 2010

Muda Tapi Jangan Dianggap Rendah

Judul tulisan ini merupakan refleksi dari realitas dalam suatu struktur, yang coba saya padukan dengan padangan Injil (I Timotius 4:12a)  “Jangan seorangpun mengganggap engkau rendah karena engkau muda, tetapi  jadilah teladan bagi orang lain melalui perkataan, tingkah laku, melalui kasih dan kesetiaan serta dalam kesucian kita”
Berbicara soal muda, sering dijuluki “yunior”, sementara orang yang sudah usia tua dijuluki “senior”. Si yunior sering dicap bau kencur, kekanak-kanakan, tidak  dapat diandalkan, meragukan, tidak dapat bertanggungjawab dan sebagainya. Sementara si senior sebaliknya dianggap lebih tahu, berpengalaman,  padahal belum tentu pengalaman atau sikap sang “senior” tersebut lebih baik.
Ternyata agar tak dianggap rendah karena seorang itu muda bisa melalui perkataan. Sekalipun usia seseorang itu muda, namun jika tutur kata nya penuh kelembutan dan penuh damai, maka siapapun akan merasa tenang.
Melalui tingkah laku seseorang pun bisa mendapat teladan hingga orang lain akan respect pada kita. Tingkah laku tidak diukur dari usia. Tidak selalu always usia dewasa memiliki tingkah laku yang patut diteladani, banyak kita temui orang-orang usia dewasa namun memiliki tingkah laku yang kekanak-kanakan hingga sering buat orang geregetan dan emosi.